Menurut aliran ini perkembangan pada hakikatnya adalah proses sosialisasi.
Pada saat dilahirkan anak sama sekali belum berhubungan dengan dunia
sekitarnya, dalam perkembangan selanjutnya anak mengalami proses sosialisasi. Seorang
tokoh bernama ‘Baldwin ‘dengan teorinya ‘circular
reaction’ menyatakan bahwa proses sosialisasi berlangsung mula-mula dalam
bentuk imitasi kemudian adaptasi dan seleksi.
Adaptasi dan seleksi atau pemilihan berlangsung atas dasar hukum efek atau law of efect. Imitasi merupakan peniruan
terhadap kebiasaan sendiri, sedangkan adaptasi merupakan peniruan terhadap
orang lain. Efek dari imitasi dan adaptasi menimbulkan kreativitas yang tinggi, sehingga manusia dengan daya kreativitas yang tinggi dapat menemukan
sesuatu yang baru. Dari usaha peniruannya terhadap orang lain
anak dapat menimbulkan kesadaran terhadap “aku-nya” sendiri.
Menurut Baldwin ada dua macam peniruan yang tidak disengaja atau non-deleberate imitation dan peniruan yang disengaja atau deleberation imitation. Peniruan tidak disengaja misalnya pada
waktu anak meniru gerak, sikap dan gaya orang dewasa yang dilakukan begitu
saja. Peniruan disengaja misalnya,
pada waktu anak melakukan
permainan peranan atau role playing,
dalam permainan peran ini anak benar-benar malakukan imitasi atau peniruan
terhadap peranan-peranan tertentu misalnuya, seorang anak perempuan berperan sebagai seorang ibu, seorang guru, dsb.
Proses peniruan disengaja terjadi dalam tiga tafar, yaitu;
1. Taraf proyeksi.
Anak mendapat kesan mengenai obyek yang ditirunya.
2. Taraf subyektif.
Anak meniru tingkah laku atau sikap dari obyek yang ditirunya.
3. Taraf eyektif.
Anak
sudah menguasai obyek yang ditiunya.
Ahli-ahli pengikut aliran sosiologi berpendapat anak kecil pada mulanya belum mempunyai moral kemudian anak memiliki
moral yang bersifat heteronom, yaitu
moral yang pedoman-pedomannya berasal dari luar. Setelah dewasa baru dia
memiliki moral yang bersifa otonom, moral yang pedoman-pedomannya terdapat dalam diri individu itu sendiri.
Proses perkembangan dari heteronom
menuju otonom disebut proses internalisasi.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan anak
Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu
perkembangan potensi anak agar bermamfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai
seorang pribadi dan sebagai seorang anggota masyarakat. Agar pendidikan berjalan dengan baik masalah pendidikan bukan hanya tergantung
pada baiknya program-program yang disusun dan alat-alat yang tersedia serta
tenaga guru yang terdidik tetapi yang tidak kalah penting adalah anak didik itu
sendiri. Karena sasaran pendidikan
adalah manusia yang masih dalam taraf perkembangan maka kita harus mengetahui
faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangannya. Dari berbagai pandangan yang ada pada dasarnya ada
empat pandangan yang dapat digunakan untuk mengkaji faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan anak,
yaitu;
1. Pandangan Nativisme.
2. Pandangan Emperisme.
3. Pandangan Naturalisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar