Sabtu, 19 Mei 2012

Aliran Sosialisasi



Menurut aliran ini perkembangan pada hakikatnya adalah proses sosialisasi. Pada saat dilahirkan anak sama sekali belum berhubungan dengan dunia sekitarnya, dalam perkembangan selanjutnya anak mengalami proses sosialisasi. Seorang tokoh bernama ‘Baldwin ‘dengan teorinya ‘circular reaction’ menyatakan bahwa proses sosialisasi berlangsung mula-mula dalam bentuk imitasi kemudian adaptasi dan seleksi.
Adaptasi dan seleksi atau pemilihan berlangsung atas dasar hukum efek atau law of efect. Imitasi merupakan peniruan terhadap kebiasaan sendiri, sedangkan adaptasi merupakan peniruan terhadap orang lain. Efek dari imitasi dan adaptasi menimbulkan kreativitas yang tinggi, sehingga manusia dengan daya kreativitas yang tinggi dapat menemukan sesuatu yang baru. Dari usaha peniruannya terhadap orang lain anak dapat menimbulkan kesadaran terhadap aku-nya sendiri.
Menurut Baldwin ada dua macam peniruan yang tidak disengaja atau non-deleberate imitation dan peniruan yang disengaja atau deleberation imitation. Peniruan tidak disengaja misalnya pada waktu anak meniru gerak, sikap dan gaya orang dewasa yang dilakukan begitu saja. Peniruan disengaja misalnya, pada waktu anak melakukan permainan peranan atau role playing, dalam permainan peran ini anak benar-benar malakukan imitasi atau peniruan terhadap peranan-peranan tertentu misalnuya, seorang anak perempuan berperan sebagai seorang ibu, seorang guru, dsb.
Proses peniruan disengaja terjadi dalam tiga tafar, yaitu;
1.      Taraf proyeksi.
Anak mendapat kesan mengenai obyek yang ditirunya.
2.      Taraf subyektif.
Anak meniru tingkah laku atau sikap dari obyek yang ditirunya.
3.      Taraf eyektif.
Anak sudah menguasai obyek yang ditiunya.
            Ahli-ahli pengikut aliran sosiologi berpendapat anak kecil pada mulanya belum    mempunyai moral kemudian anak memiliki moral yang bersifat heteronom, yaitu moral yang pedoman-pedomannya berasal dari luar. Setelah dewasa baru dia memiliki moral yang bersifa otonom, moral yang pedoman-pedomannya terdapat dalam diri individu itu sendiri. Proses perkembangan dari heteronom menuju otonom disebut proses internalisasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak
Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi anak agar bermamfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang pribadi dan sebagai seorang anggota masyarakat. Agar pendidikan berjalan dengan baik masalah pendidikan bukan hanya tergantung pada baiknya program-program yang disusun dan alat-alat yang tersedia serta tenaga guru yang terdidik tetapi yang tidak kalah penting adalah anak didik itu sendiri. Karena sasaran pendidikan adalah manusia yang masih dalam taraf perkembangan maka kita harus mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangannya. Dari berbagai pandangan yang ada pada dasarnya ada empat pandangan yang dapat digunakan untuk mengkaji faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan anak, yaitu;
1.      Pandangan Nativisme.
2.      Pandangan Emperisme.
3.      Pandangan Naturalisme.
4.      Pandangan Interaksionalisme.


Diambil dari berbagai sumber. http://edy-collection.blogspot.com/






Tidak ada komentar:

Posting Komentar